Dalam hidup banyak kejadian yang
akan kita alami silih berganti. Kita kadang terseret untuk berlaku stereotype
dalam menerjemahkan arti dari kejadian yang kita alami sehingga melahirkan
sikap yang sama seperti kebanyakan orang bersikap. Banyak diantara kita yang
sering menyalahkan keadaan, lingkungan dan oramng lain atas kegagalan yang kita
alami. Kita merasa kesuksesan kita tergantung dari nasib baik dan buruk yang
terbentuk dari lingkungan dan keadaan sehingga kita menempatkan diri sebagai
korban atas semua yang terjadi.
Ada sebuah cerita tentang dua
lelaki bersaudara kandungyang dibesarkan oleh orang tua yang sama dalam
lingkungan yang sama namun bernasib berbeda sama sekali, yang satu berada dip
anti rehabilitasi narkoba sedangkan saudara lainnya adalah seorang pengusaha
pemilik pabrik furniture knockdown
yang terbilang sukses.
Dalam salah satu perbincangan
dengan saudara lelaki yang berada di panti rehabilitasi narkoba dia menjawab
secara klise, “Ya, semua ini gara-gara Ayah saya.” Dengan lirih ia meneruskan
ucapannya, “Ayah saya seorang pemabuk dan penjudi, keluarga saya bangkrut dan
berantakan, dia hanya memikirkan dirinya sendiri , sama sekali tidak pernah
memikirkan saya.” Masih tertunduk lesu ia berkata lagi, “ Apa yang bisa
diharapkan dari saya yang berasal dari sebuah keluarga yang berantakan ini?”
Dikesempatan yang berbeda, dalam
salah satu pembicaraan dengan lelaki si pengusaha sukses, ada pertanyaan
tentang saudaranya yang ada dip anti rehabilitasi narkoba, “Apa yang membuat
kamu berbeda dengan saudaramu dan bisa sukses seperti sekarang ini?”
Nampak ia menghela nafas kemudian
berkata, “Sudah terlalu banyak penderitaan dalam kehidupan saya dan keluarga
kami, saya hanya bertekad untuk mengakhirinya.”
“Saya benar-benar tidak ingin
bernasib seperti Ayah dan ingin membahagiakan Ibu Saya, itulah tekad saya
selama ini.”
Keduanya mendapatkan kekuatan dan
motivasi dari sumber yang sama, bedanya adalah yang seorang memanfaatkannya
secara positif dan seorang lainnya menggunakan secara negative. Jadi sebenarnya
kita mempunyai pilihan untuk memberikan arti dari setiap kejadian yang menimpa
kita, mengapa kita tidak berlaku bijaksana dengan memberikan arti yang
membangun diri kita?
“Apapun kejadian yang menimpa
Anda tidak ada artinya sama sekali, sampai Anda sendiri yang memberikan arti.
Kabar gembiranya Anda mempunyai pilihan untuk memberikan arti dari setiap
kejadian yang menimpa Anda. Berilah arti yang dapat membangun diri Anda”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar