Banyak diantara kita yang bingung
melepaskan apa yang harus dilepaskan dan menggenggam erat apa yang memang harus
dipertahankan dalam kehidupan. Tidak semua hal dalam kehidupan kita harus terus
digenggam erat dan tidak semua hal dalah kehidupan harus kita lepaskan. Ada
hal-hal yang memang harus dipertahankan dengan segenap komitmen dan resikonya
untuk terus kita genggam erat, namun ada juga yang harus kita lepaskan.
Untuk menentukan hal-hal ini,
semua tergantung dari nilai-nilai apa yang tertanam di dalam diri kita selama
ini. Nilai-nilai ini merupakan kristalisasi dari apa yang selalu kita percayai (believe system) yang berasal dari apa
yang sering kita lihat, dengar, pikirkan, katakana, yang akhirnya menjadi
kebiasaan lalu menjadi karakter dan akhirnya menentukan nasib kita sendiri.
Ada hal-hal dalam hidup yang
memang harus kita lakukan secara konsisten, persisten dan dilandasi dengan
komitmen. Jika dalam rentang waktu yang pendek orang berubah-ubah
pikirannya,orang akan mengatakan bunglon. Tak punya konsistensi jika menyangkut
pengambilan keputusan besar. Disebut moody atau angin-anginan untuk hal-hal
yang sepele. Biasanya ini lebih banyak dilandasi oleh perasaan malas dan ingin
sukses tanpa bekerja, sehingga orang mudah sekali diiming-imingi oleh suatu
kesempatan yang secara jangka pendek kelihatannya mudah. Orang-orang seperti
ini mengingatkan kita pada laron-laron yang mengejar pikat nyala api dan
berakhir tragis!
Hal-hal yang harus kita
pertahnkan dalam hidup banyak sekali, seperti pernikahan, keputusan, janji,
perjuangan dsb. Dalam konteks bisnis ini tentunya berkaitan dengan perjuangan
untuk meraih impian. Walaupun dalam prosesnya banyak penolakan, salah paham
dengan upline, iming-iming perusahaan lain, godaan-godaan yang menghantam
kelemahan kita. Namun sifat konsistensi, persisten dan komitmen inilah yang
akan menyelamatkan Anda untuk terus berjuang yang akhirnya mencapai kesuksesan.
Cara yang uniik yang lama telah
dipakai di hutan-hutan Afrika untuk menangkap monyet-monyet yang ada di sana.
Sistem itu memungkinkan untuk menangkap monyet dalam keadaan hidup, tak cidera
agar bisa dijadikan hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika. Sang
pemburu monyet akan menggunakan sebuah toples berleher panjang dan sempit dan
menanmnya di tanah. Toples kaca yang berat itu berisi kacang, ditambah dengan
aroma yang kuat dari bahan-bahan yang disukai monyet-monyet Afrika. Mereka
meletakkannya di sore hari, dan mengikat/menanam toples itu erat-erat ke dalam
tanah. Keesokan harinya mereka akan menemukan beberapa monyet yang terperangkap
dengan tangan yang terjulur dalam setiap botol yan dijadikan penjebak.
Ternyata monyet-monyet itu tak
melepaskan genggaman tangannya sebelum mendapatkan kacang-kacang yang menjadi
jebakan. Mereka tertarik pada aroma yang keluar dari tiap toples, lalu
mengamati, menjulurkan tangan dan terjebak. Selama tangan monyet itu
menggenggam ia tak akan terlepas dari toples. Ia harus melepaskan kacang yang
digenggamnya untuk bisa lepas dari toples dengan mudah. Selama ia tetap
mempertahankan kacang-kacang itu selama itu pula ia terjebak. Toples itu
terlalu berat untuk diangkat. Monyet tidak akan dapat pergi kemana-mana.
Kita mungkin tertawa dengan
tingkah kebodohan monyet-monyet itu. Tapi mungkin, sesungguhnya kita sedang
menertawakan diri kita sendiri. Betapa sering kita mengenggam setiap
permasalahan yang kita miliki layaknya monyet yang menggenggam kacang. Kita
sering mendendam, tak mudah memberikan maaf, tak mudah melepaskan maaf,
memendam setiap amarah dalam dada, seakan tak mau melepaskan selamanya.
Lepaskan amarah terhadap kesalahpahaman dengan upline-downline-propek, penolakan-penoolakan bahkan penghinaan dari
prospek-prospek, karena mereka sebenarnya mereka tidak tahu apa yang Anda
tawarkan bagi kebaikan mereka.
Seringkali kita membawa “toples-toples”
itu kemanapun kita pergi. Dengan beban yang berat,kita berusaha untuk terus
berjalan. Tanpa sadar kita sebenarnya sedang terperangkap dengan persoalan yang
kita alami.
Bukanlah lebih mudah jika kita
melepaskan setiap masalah yang lalu dan menatap hari esok dengan lebih cerah?
Bukankah lebih menyenangkan untuk memberikan maaf bagi setiap orang yang pernah
berbuat salah kepada kita? Karena, kitapun bisa jadi berbuat kesalahan yang
sama. Ada masalah yang bisa kita selesaikan, ada masalah yang Cuma sekian
persen saja kkita perbaiki dan ada masalah yang memang diluar jangkauan kita
untuk diselesaikan, sehingga ada kalanya
masalah terasa lebih ringan karena ada telinga seorang sahabat yang
mendengarkan curhat kita walaupun ia tidak dapat memberikan solusinya.
Hal yang penting adalah lakukan
yang terbaik setiap hari sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari.
Kalaupun kita dikembalikan oleh mesin waktu ke masa lalu yang kita sesali,
hasilnya tetap akan sama saja karena kita telah melakukan yang terbaik dari
diri kita.
Global Network
Tidak ada komentar:
Posting Komentar