Rabu, 21 Maret 2012

SELESAIKAN APA YANG TELAH ANDA MULAI


Dalam kita mengejar untuk mewujudkan impian kita banyak tantangan dan rintangan. Ada yang mengatakan tantangan itu ada karena kita belum berpengalaman dan kita menghadapinya sebagai proses belajarsamp[ai ke titik mahir baru berhasil. Memang betul ditahap-tahap awal perjalanan kita menuju sukses, rintangan-rintangan yang ada karena hal-hal teknis. Namun pada saat dititik Anda sudah mencukupi kemahirannya pun tantangan itu tetap ada, dalam bentuk yang advance. Bukan hal-hal yang teknis lagi tetapi hal-hal psikis. Dan  saya lebih melihat tantangan itu sebagai pahat yang membentuk karakter dan kepribadian kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, dan itu proses seumur hidup. Karakter kita perlu dipahat agar disaat kita berhasil tidak menjadi boomerang seperti nasib kebanyakan orang-orang yang menang lotre yang belum siap menerima rezeki besar. Kesadaran akan hal ini penting diketahui, agar semangat dan energi kita tidak mudah patah. Semangat pasang surut itu dialami semua orang, namun menyerah hanya dilakukan oleh pecundang. Saya akan menyadur kisah Bob Willen yang banyak tertulis di dunia maya dalam berbagai bahasa, juga kisahnya banyak dibicarakan di seminar-seminar motivasi.

Lomba marathon internasional 1986 di New York diikuti ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba ini berjarak 42 km mengelilingi kota New York. Jutaan orang di seluruh duia menyaksikan acara ini melalui televise secara langsung.

Ada satu orang peserta yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut yaitu Bob Willen. Bob seorang veteran perang Vietnam. Ia kehilangan kedua kakinya karena terkena ranjau saat perang. Untuk berlari Bom menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya ke depan.

Lomba pun dumulai. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis finis. Wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton pun terus bertepuk tangan mendukung para pelari. Lima kilometer telah berlalu. Beberapa peserta mulai kelelahan, mulai berjalan kaki. Sepuluh kilometer berlalu. Saat ini mulai Nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik dan siap yang sekedar ikut untuk iseng-iseng. Beberapa yang kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis panitia. Sementara hamper seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke 10. Bob Willen masih berada di urutan  paling belakang, baru saja menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannyayang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya kedepan dengan kedua tangannya.
Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton Lainnya tak henti-hentinya berseru  “Ayo Bob! Ayo Bob! Berlarilah terus!”. Karena keterbatasan fisiknya Bob hanya mampu berlari sejauh 10 km dalam satu hari. Di malam hari Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya.

Empat hari telah berlalu dan kini adalah hari ke lma bagiBob Willen. Tinggal 2 km lg yang harus ditempuh. Hingga sautu saat hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Kekuatannya mulai habis. Bob perlahan-llahan bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak disana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriiksanya dan mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka ditangannya saja namun lebih kea rah kondisi jantung dan pernafasannya.

Sejenak Bob memejamkan mata. Dan ditengah-tengah gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak, “Ayo Bob, bangkit! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. Cepat bangun! Jangan menyerah! Cepat bangkit!”

Perlahan Bob mulai membuka matanya kembali. Garis finish sudah dekat. Semangat membara lagi di dalam dirinya dan tanpa sarung tangan Bob melompat-lompat ke depan. Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish. Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. B ob bukan saja telah menyelsaikan perlombaan, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon.

Di hadapan puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata,
“Saya bukan orang hebat. Anda tahu saya tidak bunya kaki lagi. Saya hanya menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Saya hanya mencapai apa yang telah saya inginkan. Kebahgiaan yang saya dapatkan  adalah dari proses untuk mendapatkannya. Selama lomba, fisik saya menurun drastic. Tangan saya sudah hancur berdarah-darah. Tapi rasa sakit di hati saya terjadi bukan karena luka itu, tetapi ketika saya memalingkan wajah saya dari garis finish. Jadi saya kembali focus untuk menatap goal saya. Saya rasa tidak ada orang yang akan gagal dalam lari marathon ini. Tidak masalah anda akan mencapainya dalam waktu berapa lama, asal anda terus berlari. Anda di sebut gagal bila Anda berhenti. Jadi, janganlahberhenti sebelum tujuan Anda tercapai.”

 Selesaikan apa yang telah Anda mulai. Harapan dan keyakinan bahwa Anda bisa mencapai finish dalam perjuangan Anda di bisnis ini adalah asset yang paling penting yang Anda harus jaga. Yakinlah bahwa Anda tetap bisa sukses walaupun Anda telah ekhilangan upline Anda, downline Anda, dukungan keluarga Anda, apapun yang menimpa Anda. Tidak masalah Anda akan mencapainya dalam berapa lama asal Anda terus berjuang. Maka kesuksesan hanyalah masalah waktu. Jangan berhenti sebelum impian Anda terwujud.

Ir. Djoko H. Komara
Sumber : Global Network

Tidak ada komentar:

Posting Komentar